Thursday, 15 March 2012

Rupiah Melemah 20 Poin

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Jumat (16/3/2012)  pagi bergerak melemah 20 poin menjadi Rp 9.180 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.160 per dollar AS.

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat mengatakan, data pengangguran AS yang turun menjadi sentimen positif dollar AS terhadap rupiah. "Dengan lebih banyak yang bekerja disertai naiknya upah, mendorong penguatan keyakinan konsumen untuk melakukan spending di AS," katanya.


Ia menambahkan, pengeluaran konsumen menyumbang sekitar 70 persen produk domestik bruto (PDB) nominal AS. Investor menyambut positif data tersebut. "Namun, penguatan dolar AS diperkirakan sedikit tertahan dengan naiknya harga minyak mentah dunia," katanya.

Analis Monex Investindo Futures, Johannes Ginting menambahkan, mata uang rupiah terhadap dolar AS masih melanjutkan pelemahan, masih dipicu dari data prospek ekonomi AS yang tumbuh 2,5 persen. "Secara umum dolar AS kembali berhasil mencetak penguatan terhadap mata uang dunia setelah Federal Reserve AS menaikkan prospek ekonominya," katanya.

Ia mengatakan, hingga hari ini penguatan dollar AS masih mendapat dorongan dari rapat terakhir The Fed yang mengakui membaiknya perekonomian AS dan memberikan sedikit petunjuk untuk pelonggaran moneter tambahan, bursa saham juga menguat.

Selain itu, lanjut dia, lembaga pemeringkat Fitch memperingatkan tentang adanya risiko penurunan peringkat kredit AAA (triple A) Inggris membuat investor menjadi lebih berhati-hati.

Menurut dia, performa dollar AS merupakan refleksi dari perbedaan ekonomi, dimana outlook cerah di AS kontras dengan negara kawasan Eropa yang negatif.

Meski demikian, kata dia, intervensi Bank Indonesia (BI) untuk menjaga nilai tukar domestik terhadap dollar AS membuat rupiah tidak kembali tertekan lebih dalam. "Rupiah pada akhir pekan ini masih bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah, tetapi masih di bawah level Rp 9.200 per dollar AS," katanya.

Sumber :Kompas.com

Author:

0 comments: